JAKARTA - Produsen BlackBerry, Research In Motion (RIM), semakin terdesak untuk memenuhi salah satu komitmennya dengan Kominfo mengenai membangun server BlackBerry di Indonesia. Desakan pun didukung penuh oleh penyelanggara operator tanah air.
Informasi ini sendiri disampaikan pada Kamis (15/9) kemarin di Gedung Sapta Pesona Jakarta yang dihadiri diantaranya beberapa pejabat Kementerian Kominfo dan BRTI (Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia). Pertemuan tersebut dari dipimpin oleh Iwan Krisnadi (selaku anggota Komite Regulasi BRTI) dan dari pihak RIM (Research in Motion) Kanada dipimpin oleh Jason Saunderson (selaku Direktur Government Relations RIM).
"Meskipun perwakilan penyelenggara telekomunikasi tidak diundang dalam pertemuan tersebut, namun demikian sikap para direksi penyelenggara telekomunikasi (PT Telkomsel, PT Indosat, PT XL Axiata, PT Bakrie Telecom, PT Axis Telekom Indonesia, PT Hutchison CP Telecommunication dan PT Smart Telekom) sangat solid dan kompak dalam menghadapi RIM," jelas Kepala Humas dan Informasi Kominfo Gatot S Dewabroto, dalam keterangan resminya, Jumat (16/9/2011).
Ditambahkan oleh Gatot, dalam suratnya kepada Kementerian Kominfo yang disampaikan pada awal September 2011, para penyelenggara telekomunikasi mendesak Kementerian Kominfo dan BRTI untuk meminta RIM membangun server dan menyediakan monitoring tools, service level agreement, dan technical expert.
"Operator mendesak agar membangun server di Indonesia dengan tujuan untuk melokalisir trafik data domestik di Indonesia, sehingga terjadi penurunan latency, dan terjadi penghematam biaya yang jauh lebih murah," tegas Gatot.
"Selain itu RIM diminta untuk menyediakan monitoring tools untuk memantai kineja RIM, dengan tujuan untuk meminimalisasi keluhan pelanggan jika ada masalah krusial tanpa harus tergantung RIM," sebutnya lagi.
Berikut 5 poin yang didesak oleh operator kepada RIM melalui Kominfo melalui surat yang diterima awal September 2011 lalu:
1. agar membangun server di Indonesia dengan tujuan untuk melokalisir trafik data domestik di Indonesia, sehingga terjadi penurunan latency, dan terjadi penghematam biaya yang jauh lebih murah.
2. untuk menyediakan monitoring tools untuk memantai kineja RIM, dengan tujuan untuk meminimalisasi keluhan pelanggan jika ada masalah krusial tanpa harus tergantung RIM.
3. untuk menyusun Service Level Agreement yang transparan untuk mengevaluasi kinerja RIM sehingga jelas standar kualitas layanannya.
4. meningkatkan kinerja terminal handset sehingga dilengkapi dengan fitur-fitur tertentu; 5. dan yang lebih penting adalah meminta RIM menyediakan ahli di bidang khusus ( technical expert ) resmi RIM di Indonesia untuk mengatasi trouble shooting. (tyo)
0 komentar:
Posting Komentar
" Terima Kasih sudah berkunjung ke adthsite semoga bermanfaat , jangan lupa beri komentar kamu ya. karena komentar kamu sangat berharga buat saya. bila ada pertanyaan tinggalkan saja pesan kamu di sini " :)